Antibiotika Dengan Penggunaan Tak Rasional

Keberhasilan penemuan vaksin cacar oleh Edward Jenner dan penemuan penisilin telah membuka lembaran baru dimulainya penemuan bermacam-macam antibiotik yang baru dan lebih baru lagi. Hal inilah yang menimbulkan kepercayaan dan harapan yang besar terhadap antibiotik untuk selalu berhasil dalam membunuh kuman dan menyembuhkan penyakit infeksi. Kepercayaan yang berlebihan ini menimbulkan overuse dan missuse dari antibiotika.
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Ilmu Kesehatan di Universitas Colorado, Denver (AS) menemukan, dari 28.700 pasien dewasa yang datang berobat ke dokter pada tahun 1992 karena flu, ternyata 70 persennya mendapat resep antibiotik. Sebagaimana diketahui penyebab utama infeksi saluran pernapasan atas tersebut adalah virus. Sementara antibiotik sebenarnya ditujukan untuk melawan bakteri, bukan virus.
Majalah Medical Tribune Dews Service edisi September 1997 dalam laporannya mendapati sekitar 12 juta resep antibiotik ternyata dibuat untuk mengobati virus penyebab ISPA. Jumlah ini diperkirakan “hanya” 21 persen dari total resep antibiotik pada tahun itu.
Pola menyimpang inilah yang akhirnya menimbulkan percepatan dan perluasan resistensi. Ini bukanlah masalah pribadi Amerika Serikat saja, tetapi sudah menjadi urusan seluruh dunia, problem global. Antibiotik beta laktam adalah salah satu antibiotik yang paling banyak diresepkan di muka bumi, dengan akibat menjadi antibiotik yang paling banyak menemukan problem resistensi.