Analgetik Narkotik

Analgetik merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. nyeri perlu dihilangkan jika telah mengganggu aktifitas tubuh. nyeri juga sebenarnya berfungsi sebagai tanda adanya penyakit atau kelainan dalam tubuh dan merupakan proses dari penyembuhan ( inflamasi ).

Ada dua jenis analgetik, analgetik narkotik dan analgetik non narkotik. Selain berdasarkan struktur kimianya, pembaian di atas juga didasarkan pada nyeri yang dapat dihilangkan. analgetik narkotik dapat menghilangkan nyeri dari derajat sedang sampai hebat (berat), seperti karena infark jantung, operasi (terotong), viseral (organ), dan nyeri karena kanker.
Analgetik non narkotik berasal dari golongan anti inflamasi non steroid (AINS) yang menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Disebut AINS karena selain sebagai analgetik, sebagian anggotanya memiliki efek antiinflamasi dan penurun panas (antipiretik), dan secara kimiawi bukan steroid. Oleh karena itu AINS sering disebut (analgetik, antipiretik dan antiinflamasi) atau 3A.
Minimal ada 4 perbedaan antara AINS dengan analgetik narkotik, yakni :
  • Struktur kimianya tidak mirip morfin, bahkan masing-masing golongan AINS juga tidak mirip.
  • Tidak efektif untuk nyeri hebat, nyeri viseral, dan nyeri terpotong.
  • Bekerja secara sentral (SSP) dan atau perifer.
  • Tidak menimbulkan toleransi dan addiksi (ketergantungan).

ANALGETIK NARKOTIK

Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan Papaver somiferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari prgan viseral. Penggunaan berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan. Toleransi ialah adanya penurunan efek, sehingga untuk mendapatkan efek seperti semula perlu peningkatan dosis. Krena dapat menimbulkan ketergantungan, obat golongan ini diawasi secara ketat dan hanya untuk nyeri yang tidak dapat diredakan oleh AINS.

Nyeri minimal disebabkan oleh 2 hal, yaitu iritasi lokal (menstimuli saraf perifer) dan adanya persepsi(pengenalan) nyeri oleh SSP. Pngenalan nyeri bersifat psikologis terhadap adanya nyeri lokal yang disampaikan ke SSP. Analgetik Narkotik engurangi nyeri dengan menurunkan persepsi nyeri atau menaikan nilai ambang rasa sakit. analgetik narkotik tidak mempengaruhi saraf perifer, nyeri tetap ada tetapi dapat diabaikan atau pasien dapat mentolerirnya. Untuk mendapatkan efek yang maksimal analgetik narkotik harus diberikan sebelum nyeri yang hebat datang, seperti sebelum tindakan bedah.

Semua analgetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat,tetapi potensi, onzet, dan efek sampingnya berbeda-beda secara kualitatif maupun kuantitatif. Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, konstipasi, dan ngantuk. Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotensi serta depresi pernafasan.

Morfina dan petidin merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di Indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merpakan standar yang digunakan sebagai pembanding bagi analgetik narkotika lainnya. Selain menghilangkan nyeri, morfin dapat menimbulkan euforia dan gangguan mental. Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang sampai sekarang masih digunakan di Indonesia :

  • morfin HCl,
  • Kodein(tunggal atau kombinasi dengan parasetamol)
  • fentanil HCl
  • Petidin, dan
  • Tramadol

Khusus untuk tramadol secara kimiawi memang tegolong narkotik tetapi menurut undang-undang tidak, karena kemungkinan menimbulkan ketergantungan kecil.

Sumber : Farmakologi Dasar